Kesehatan: Tuli Karena Saraf Terserang Virus

tuli karena virus

Tuli Karena Saraf Terserang Virus

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum

Saya seorang petani di daerah lembang umur 41 tahun, dalam waktu 1 bulan ini telinga saya secara tiba-tiba kurang pendengarannya. Sebelumnya saya latar belakang selalu pulang pergi Purwakarta-Lembang dengan perbedaan ketinggian di Purwakarta 85 mdpl di Lembang 1200 mdpl.

Saya sudah cek ke beberapa dokter THT dan sudah dibersihkan juga telinga saya tetapi masih kurang pendengaran saya. Saya juga sudah cek ke dokter rumah sakit dan dibilang saya kena virus yang akan menyebabkan telinga saya tidak bisa mendengar karena syarafnya terganggu.

Mohon solusinya, apakah saya harus berobat lagi kemana atau memang tidak bisa disembuhkan karena dokter bilang itu sudah terlanjur dan tidak bisa diobati.

Atas perhatian dan solusinya saya ucapkan terima kasih.

Dari: Wahjudinobat kuat hajar jahanam

Jawaban:

Wa’alaikumussalam,

Kami sarankan bagi Anda agar, kembali memeriksakan ke dokter THT ketika pertama kali Anda periksa dan jangan berganti-ganti dokter THT, karena untuk terapi terkadang tidak bisa langsung bisa, perlu kontrol, selain itu perlu juga pemeriksaan bertahap untuk bisa mendiagnosa penyakit.

Perlu diketahui tuli ada 3 macam:

  1. Tuli konduktif.
  2. Tuli syaraf (sensori neural deafness).
  3. Tuli campur (mixed deafness).

Jika memang yang kena adalah sasar telinga anda maka itu termasuk tuli saraf (tuli sensorineural) yaitu ketidakmampuan fungsi pendengaran karena kerusakan telinga dalam pada bagian saraf.

Dan tuli saraf juga ada 2 macam:

1. Prebiskusis

Sebabnya bisa karena proses degenerasi. Namun didukung : herediter, pola makanan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup

2. Kongenital

Yaitu bawaan dari lahir

Jadi tuli saraf banyak sebabnya dan terapi bisa dilakukan jika mengetahui sebab utama selain itu Anda juga bisa melakukan beberapa terapi untuk menyembukannya.

Terapi yang umunya ditempuh apapun penyebabnya:

  • Latihan Membaca Ujaran ( speec hReading ).
  • Latihan Mendengar ( auditory Training ).
  • Terapi Wicara ( Speech therapi ).

Jadi kami sarankan anda rutin melakukan pemeriksaan dan kontrol ke dokter THT.

Dijawab oleh: dr. Raehanul Bahraen (Alumni Fakultas Kedokteran UGM, sedang menempuh spesialis patologi klinik di Fakultas Kedokteran UGM)

Artikel ini didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 8610185593 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
  • Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur