Kanker Serviks
Kanker serviks atau leher rahim merupakan jenis kanker tersering ketiga yang ditemukan pada wanita di seluruh dunia, dan masih menempati peringkat pertama penyebab kematian terkait kanker pada wanita di negara-negara berkembang. Deteksi dini merupakan salah satu kunci utama penanganan penyakit ini.
Penyebab
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), khususnya strain tertentu, seperti HPV 16 dan 18. Namun tidak semua infeksi HPV dapat berkembang menjadi kanker. Terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi proses infeksi HPV menjadi kanker, antara lain:
- Jenis dan durasi infeksi virus. Jenis HPV risiko tinggi (seperti tipe 16 dan 18) dan infeksi persisten berisiko tinggi menyebabkan timbulnya kanker di kemudian hari.
- Kondisi sistem imun penderita yang melemah (misalnya pada orang dengan status gizi buruk, penderita infeksi HIV atau penyakit kronis lainnya).
- Faktor lingkungan (merokok, kekurangan vitamin)
- Kurangnya akses ke fasilitas screening (uji tapis) sitologi rutin
Berhubungan seks di usia sangat muda, berganti-ganti pasangan atau memiliki pasangan yang sering berhubungan seksual dengan orang lain, riwayat mengidap penyakit menular seksual, seluruhnya meningkatkan risiko seseorang mengidap infeksi HPV risiko tinggi yang pada gilirannya meningkatkan risikonya terkena kanker serviks.
Gejala
Tanda awal kanker serviks paling sering ditemui saat pemeriksaan sitologi rutin atau pap smear, tanpa adanya keluhan fisik yang nyata. Gejala lainnya biasanya muncul pada tahap yang lebih lanjut, yakni:
- Pendarahan per vaginal yang abnormal, biasanya berupa keluarnya darah setelah berhubungan seksual (postcoital bleeding)
- Rasa tidak nyama di daerah vagina
- “Keputihan” berbau tidak enak
- Rasa nyeri saat berkemih
Pada tahap lebih lanjut, saat kanker telah menyebar keluar serviks, kanker dapat menyebabkan timbulnya keluhan konstipasi, darah pada urin, fistula, dan penyumbatan saluran kemih.
Diagnosis
Deteksi paling dini dari kanker serviks adalah melalui pap smear. Pap smear adalah tindakan pengambilan sampel sel-sel serviks dengan menggunakan alat tertentu, untuk kemudian diperiksa menggunakan mikroskop. Dari pemeriksaan ini, bisa dilihat apakah sel-sel serviks masih normal, mulai mengalami perubahan, atau telah menjadi sel abnormal.
Rekomendasi uji tapis untuk kelompok usia spesifik adalah sebagai berikut:
- < 21 tahun: Tidak direkomendasikan tes apapun – 21-29 tahun: Pap smear setiap 3 tahun sekali – 30-65 tahun: Cek HPV dan pap smear bersamaan setiap 5 tahun sekali (diutamakan), atau pap smear saja setiap 3 tahun – > 65 tahun: Tidak direkomendasikan tes apapun jika hasil tes sebelumnya negatif, dan tidak ada risiko tinggi.
Pencegahan
Pencegahan pada kanker serviks dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Pencegahan tahap awal adalah mencegah infeksi HPV. Pencegahan infeksi HPV dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV, menghindari hubungan seks sebelum menikah, setia pada pasangan setelah menikah – karena sebagian besar infeksi HPV ditularkan melalui hubungan seksual – dan deteksi dini. Pencegahan di tahap yang lebih lanjut, yakni pada mereka yang telah mengidap kanker stadium awal, bertujuan untuk mecegah perkembangan dan penyebaran kanker lebih lanjut, yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
Ditulis oleh dr. Hafidz (Pembina rubrik kesehatan Konsultasisyariah.com)
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!
KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial